gue dateng dengan hati kacau berikut pusing dengan semua tugas ! tbtb tadi pagi pa tik dateng nd bilang k gue bwt nulis artikel ttg pendakian. gilaaa aja ekspresss dnkkk.. gue udh mau nangis lagi sebenernya.. gue langsung smz nyokap via ym bwt mnta buatin kata awalnya.. akhrnya PUJI TUHAN gue selesai..
nie tulisannya:
Hidup Kita Layaknya Jalur Gunung Dempo..
Anastasia Theodora Kumiling / XI B
Ekspedisi adalah suatu perjalanan yang panjang. Sama hal nya seperti perjalanan hidup kita yang harus melewati berbagai tebing curam, jalan berlumut, pohon yang tumbang, cadas yang licin dan akhirnya kita mampu mencapai puncak. Mau tau bagaimana sebenarnnya jalur pendakian Gunung Dempo itu sebenarnya ?!
Perjalanan pendakian kami mulai pada tanggal 19 Juni 2010. Pagi – pagi sudah kami berangkat mungkin sekitar 05.30 dengan menggunakan truk pemetik kebun teh. Walau hanya menggunakan truk saja selama perjalanan kami ini selalu diiringi dengan canda tawa kami. Selama pendakian kami juga ditemani sahabat – sahabat kami dari MASOPALA – UnSri Palembang.
Doa dan penghormatan terhadap almamater dengan bernyanyi “MARS DEMPO” yang mengawali perjalanan kita. Perkebunan teh itu terhampar luas dengan indahnya dan membuat kami terpesona dengan semua keindahan itu. Tanpa terasa pintu rimba sudah di depan mata. Pendakian dimulai. Sebuah pendakian yang sudah kami tunggu selama 6 bulan ini. Ketinggian Gunung Dempo adalah 3159 dpl. Ekspedisi ini adalah ekspedisi yang pertama kalinya dilakukan oleh anak SMA. Selama pendakian itu kami bukan hanya mendaki saja namun bagi tim analisa vegetasi kami harus melakukan vegetasi dibeberapa titik yaitu 1800, 1932, 2500, dan 3069. Dan kami lakukan dengan semua barang bawaan di punggung masing – masing yang berat dan harus melakukan aktivitas di tengah hutan yang memiliki kerapatan yang sangat ekstrim. Pendakian ini memang sulit namun semua yakin bahwa kita pasti bisa mencapai puncak !
Hidup kita ini seperti jalur pendakian menuju Puncak Gunung Dempo. Walau sulit sekali kami lewati namun kami berhasil mencapai puncak. Dinding lemari yang curam dan cadas yang licin itu berhasil kami lewati selama perjalanan munuju puncak. Selama perjalanan juga tidak jarang terjadi sebuah berseteruan diantara kami namun itulah bagian dari sebuah proses. Proses itu tidak selalu senang namun ada juga sebuah kesakitan dan tergantung pada kita sendiri bagaimana hendak menanggapinya.
Puncak Gunung Dempo sudah di depan mata, tinggal selangkah lagi kami untuk sampai pada ketinggian 3159 dpl setelah melewati cadas yang curam dan licin itu. Pada saat di puncak kami melakukan upacara ucapan syukur karena kami semua sudah berhasil sampai di Puncak Dempo. Para cewek – cewek tidak mampu membendung segala rasa senang dan haru. Upacara itu diakhiri dengan memberi selamat satu sama lain dan berpelukan. Sebuah kebanggaan pribadi yang kami rasakan pada saat mencapai puncak Dempo tersebut. Penantian panjang dengan melawati berbagai rintangan dan semua itu kami mampu kami lewati.
Namun pada kenyataanya tahap pendakian itu adalah tahap awal untuk menjadikan perjalanan ini sebuah buku perjalanan.
Teman – teman, perjalanan kehidupan kita ini sama seperti mendaki gunung. Mendaki gunung itu tidaklah mudah. Butuh proses, proses panjang dan dalam berproses panjang itulah yang mampu mendewasakan kita. Namun harus ada keyakinan dalam diri kita sendiri bahwa kita mampu melewati semua rintangan itu. Jangan pernah menganggap semua rintangan itu adalah sebuah malapetaka dalam hidup.
cheers,

0 comments:
Post a Comment